Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu
tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sudeen,
1998). Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi
dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman
dan objek, tujuan serta keinginannya. Sedangkan menurut Beck, Willian dan
Rawlin (1986) menyatakan bahwa konsep diri adalah cara individu memandang
dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual , sosial dan
spiritual.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Menurut Stuart dan
Sudeen ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri.
Faktor-foktor tersebut terdiri dari teori perkembangan, Significant Other
(orang yang terpenting atau yang terdekat) dan Self Perception (persepsi diri
sendiri), untuk lebih jelasnya mari kita baca lebih lanjut tentang “Faktor yang
mempengaruhi Konsep Diri” berikut ini:
Teori perkembangan
Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara
bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan orang
lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang terpisah dari
lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui
bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pangalaman budaya dan
hubungan interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri
sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.
Significant Other (orang yang
terpenting atau yang terdekat)
Dimana konsep diri
dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri
sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri merupakan
interprestasi diri pandangan orang lain terhadap diri, anak sangat dipengaruhi
orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya,
pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya
dan sosialisasi.
Self Perception (persepsi diri
sendiri)
Yaitu persepsi
individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta persepsi individu
terhadap pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep diri dapat dibentuk
melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif. Sehingga konsep merupakan
aspek yang kritikal dan dasar dari prilaku individu. Individu dengan konsep
diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang dapat berfungsi lebih
efektif yang dapat dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual
dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat
dari hubungan individu dan sosial yang terganggu.
Menurut Stuart dan Sundeen Penilaian tentang konsep diri dapat di lihat
berdasarkan rentang rentang respon konsep diri yaitu:
Meningkatkan
Konsep Diri
1. Setiap orang bertingkah laku sedapat
mungkin sesuai dengan konsep dirinya.
Kecenderungan untuk bertingkah laku sesuai dengan konsep
diri disebut sebagai nubuat yang dipenuhi sendiri (Rakhmat 2001:104).
2. Membuka Diri
Pengetahuan akan dirikita akan meningkatkan komunikasi, dan
pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan
tentang diri kita. Dengan
membuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat
dengan kenyataan. Model ini menerangkan
bahwa jendela yang satu tidak terpisah dengan jendela yang lain. pembesaran
pada satu jenis jendela akan membuat jendela yang lain akan mengecil.
a. Open
self, menyajikan informasi, perilaku, sifat, perasaan, keinginan motif, dan
ide-ide yang diketahui/disadari oleh diri kita dan orang lain.
b. Blind
self, bagian ini menyajikan hal-hal tentang diri kita yang
diketahui/disadari orang lain namun tidak diketahui/disadari oleh diri kita
sendiri.
c. Hidden
self, bagian ini berisikan tentang data-data yang kita ketahui/sadari dari
dalam diri kita sendiri dan tidak diketahui oleh orang lain. yang kita simpan
untuk diri kita sendiri.
d. Unknown
self, bagian ini merupakan aspek dari diri yang tidak kita ketahui ataupun
orang lain mengetahuinya.
e. Makin luasnya open self seseorang, makin terbuka pula ia pada orang lain. hal
tersebut menjadikan hubungan di antara keduanya semakin erat.
3.
Percaya Diri
Keinginan untuk menutup diri, selain karena konsep diri
yang negatif timbul dari kurangnnya kepercayaan akan kemampuan dirinya sendiri.
orang yang tidak menyenangi dirinya merasa bahwa dirinya tidak mampu mengatasi
persoalan. Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal sebagai Communication
apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi, akan menarik diri dalam
pergaulan, berusaha sekecil mungkin berkomunikasi, dan akan berbicara apabila
terdesak saja. Tentu saja dalam aprehensi komunikasi disebabkan kurangnnya
percaya diri; tetapi sebagai faktor dominan. Seperti pernyataan Maxwell Maltz
dalam Rakhmat (2004:109) “ Belive in
yourself and you’ll succes.”
4. Selektivitas
Menurut Anita Taylor dalam Rakhmat (2004:109) Konsep diri
mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri mempengaruhi kepada
pesan apa Kita bersedia membuka diri, bagaimana kita mempersepsikan pesan itu
dan apa yang kita ingat. Secara singkat Rakhmar (2004:109) mengungkapkan bahwa
konsep diri menyebabkan terpaan selektif, persepsi selektif dan ingatan
selektif.
Daftar Referensi
http://rahmatpurbalingga.blogspot.com/2012/07/cara-meningkatkan-konsep-diri.html